Di Balik Usia Tua, Tersimpan Kreatifitas


Mbah Karjoe (51) Sedang membuat wayang Puspasarira Moch Farabi Wardana


Ikami-Dimasa tuanya Syamsul Bakri atau kerap kali disapa mbah Karjoe(51) Masih produktif menciptakan karya yang berbahan dasar dari limbah, jika dihitung-hitung sudah ada kiranya ratusan karya yang telah dihasilkan tangannya, tangannya sungguh pandai dalam mengolah limbah menjadi benda yang bernilai, semacam botol bekas yang disulapnya menjadi aksesoris dimana botol bekas itu diukir, atau dijadikannya sebuah lampu, alat musik berbahan dasar tanah liat dimana tanah liat tersebut telah menjadi pot bunga, kemudian mbah karjoe membelinya dengan harga murah dari pengrajin.
“ karena saya menghargai sih pembuat, supaya energi sih pembuat tidak terbuang percuma”, ujar mbah Karjoe.
Selain botol bekas dan pot yang disulapnya, tangan mbah Karjoe juga menciptakan Wayang yang berbahan dasar mendong dan dia sebut wayang Puspasarira. Kata Puspasarira berasal dari bahasa Sangsekerta yang berarti badan yang terbuat dari bunga mendong yang menjadi mahkota wayang, eksotik. Ia memulai membuat wayang rumput sejak tahun 2012. alhasil, wayang rumput buatannya telah berada di beberapa museum diluar negeri, salah satunya kota matahari terbit .Ia juga memperoleh beberapa piagam penghargaan dari luar maupun dalam negeri.
Suli Gazatri merupakan istri mbah Karjoe terlebih dulu membuat wayang rumput, namun masih sebatas hobi, lantas dikembangkan oleh mbah Karjoe guna seni pertunjukan.Dalam seni pertunjukan ia selalu menyelipkan pesan lingkungan hidup. Mbah Karjoe menyelasaikan masalah lingkungan dengan kreasi wayang. Sang istri pula memiliki hobby menggambar dengan kuas. Hal tersebut terbukti dengan adanya karya lukisan yang terpajang pada ruang tamu.
Anaknya Al-azhari Dwi Rara juga tertarik mengikuti Jejak ayahnya dimana ia telah mampu menciptakan wayang rumput. Ketertarikan tersebut muncul sejak awal 2018
“karena unik dan cuman satu-satunya di malang”, ujarnya.
Disela-sela kesibukannya mendaur ulang limbah, biasanya mbah Karjoe mengajarkan menabuh gendang kepada anak-anak disekitar rumahnya di kawasan Mt Haryono Gang 2 Brawijaya, ketika menjelang sore dimana sinarnya berwarna merah-kemerahan menghiasi langit biru.

Penulis 
Moch Farabi Wardana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar