Organisasi Mahasiswa atau Event Organiser

Organisasi Mahasiswa atau Event Organiser
oleh : Jongs SF
Kiriman Fajrul Fasieh

Organisasi mahasiswa pada dasarnya adalah sebuah wadah mahasiswa untuk mengasah softskill, minat dan bakat mahasiswa dalam organisasi tersebut yang sejalan dengan tujuan Perguruan Tinggi. Organisasi Mahasiswa tidak boleh keluar dari regulasi dan tupoksi perguruan tinggi yaitu tri dharma perguruan tinggi, tanpa kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan. Organisasi mahasiswa mempunyai peran dan fungsi yang cukup vital yakni sebagai wadah aspirasi mahasiswa, melaksanakan kegiatan mahasiswa, pengembangan minat dan bakat mahasiswa serta bertugas untuk mengawasi dan mengkritisi kebijakan kampus maupun pemerintah. Namun pada kenyataannya, kebanyakan organisasi mahasiswa sekarang berlomba-lomba menaikkan eksistensi dengan mengadakan event-event besar yang bersifat senang-senang sehingga peran utama sebagai mahasiswa menjadi luput dan terlupakan. Seakan-akan orgaisasi mahasiswa kampus sekarang menciptakan kader yang berorientasi sebagai event organiser. Ataukah memang tolak ukur keberhasilan organisasi sekarang sudah berubah? bahwa organisasi yang hebat, organisasi yang keren adalah organisasi yang bisa membuat acara besar yang megah, ramai, live musik, band dll. Begitukah? Lantas dimana peran mahasiswa yang katanya agent of change, social control, iron stock, mengabdi kepada masyarakat, peka terhadap lingkungan, dll? Dimana doktrin-doktrin tadi diperkenalkan saaat menginjak mahasiswa baru tetapi pengimplementasiannya di dunia kemahasiswaaan justruu kurang dalam pelaksanaannya.
Organisasi mahasiswa perlahan berubah menjadi event organizier (EO). Hampir setiap hari saya melihat dan ditawarkan jualan-jualan dari tiap event yang katanya itu adalah usaha mandiri untuk mempermegah eventnya tersebut, tetapi dituntut untuk menghabiskan jualannya tersebut seolah-olah mahasiswa dipaksa untuk bekerja demi kesuksesan acaranya tersebut tanpa melihat apa yang sudah diberikan pribadinya terhadap kelangsungan organisasinya. Dimana saya mendapat kesan bahwa ikut organisasi hanya berkorban, bukan berproses.

Saya tidak pernah menyatakan bahwa kegiatan itu salah, tapi dari penglihatan saya, organisasi mahasiswa semakin tenggelam pada paradigma bahwa kesuksesan mereka dilihat dari berapa banyak event yang dilaksanakan dan berapa orang yang berpartisipasi? Ini tentu saja bukan suatu hal yang benar. Pemahaman saya bahwa diperlukan objektivitas dalam pelaksanaan kegiatannya. Tanpa itu semua, mahasiswa yang tergabung dalam suatu organisasi akan kesulitan buat laporan dan mendapatkan kucuran dana dari universitas. Namun pada dasarnya organisasi muncul tidak dibuat untuk membuat acara saja. Melainkan dicita-citakan sebagai suatu pemersatu bagi mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar