Aku Ingin Melihat

Aku Hanya Ingin Melihat Indahnya Dunia Tanpa Meminjam Mata Kalian ( Pinterest.com)



Aku ingin melihat
Melihat indahnya dunia yang mempesona
Aku ingin seperti yang lain
Yang dapat melihat dengan matanya

Aku lelah meminjam mata orang lain
Untuk ku pakai melihat dunia
Kapan aku bisa seperti mereka?
Bisa melihat tanpa bantuan

Dunia ini tak adil untuk ku
Kenapa hanya aku yang merasakan seperti ini ?
Hanya aku yang merasakan penderitaan ini
Ayah, ibu, dan  saudaraku tak ada yang merasakan  seperti aku

Hanya aku yang tak dapat bermimpi bebas
Buat apa aku hidup?
Jika aku hanya menyusahkan orang sekitarku
Hanya dapat duduk dan terdiam
Tak dapat melakukan apa apa seperti mereka

Apa artiku di muka bumi?
Kalo aku hanya dapat mengganggu semua orang
Aku tidak berguna
Tak ada yang dapat di kagumi dari ku

Bunuh aku saja? jika kalian lelah dengan ku
Atau  aku membunuh diri ku sendiri
Agar semua nyaman tanpa ku
Dan dapat bebas dari gangguan ku

Aku tak ingin di kasihani karena keadaan
Aku tak ingin kau berteman dengan ku karena keadaan ku
Pergilah karena aku hanya menjadi perusak
Perusak dalam kehidupan mu

Tolong , tolong buka mata ini
Ganti mata ini dengan yang baru
Aku ingin melihat aku ingin melihat
Aku tak kuat merasakan hinaan ini


Karya Utari Nur Ramadhanty



Seribu lilin dari Malang untuk Palu


Ratusan Mahasiswa menyalakan lilin dan berdoa bersama untuk Kota Palu,(13/10).
Ikami-  Ratusan mahasiswa perantauan asal Sulawesi Tengah yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Sulawesi Tengah (IPPMST), menggelar doa bersama dan aksi seribu lilin di Alun-Alun Kota Malang, (13/10).

Aksi tersebut bertujuan untuk menggalang dana guna membantu kebutuhan logistik masyarakat Sulawesi Tengah, akibat setelah terkena gempa, tsunami, dan likuifaksi.

"untuk hari ini, kami belum hitung tapi dua hari yang lalu sudah ada seratus juta lebih", Ujar Imam Hari Bhakti selaku Ketua Umum IPPMST.

Aksi ini diikuti berbagai organisasi daerah dan komunitas yang ada dimalang, selain aksi seribu lilin dan doa bersama, ada juga panggung kesenian yang berlangsung ramai


"organisasi daerah dari sulsel, sulbar ( Sulawesi Barat ) , sultra (Sulawesi Tenggara)", sambung Imam.

Aksi serupa diadakan di dua kota besar Jakarta dan Makassar.

Imam mengharapkan agar warga Kota Malang ikut serta mendoakan para korban bencana agar diterima disisi Allah Swt.

"saya harap warga Malang membantu saudara kita di Palu dengan doa" tutupnya.





Refleksi Kebudayaan Sulawesi Selatan Di Tanah Rantau



Puluhan mahasiswa asal Sulawesi Selatan sedang mengkaji konsep kebudayaan Sipakainge, Sipakatau, Dan Sipakalebbi, dipelataran Asrama Hasanuddin, Simpang Dieng Utara, Kota Malang, (11/10). Ahmad Majdi



IKAMI- Matahari sudah terbenam, perlahan udara dingin menusuk tulang belulang. Terlihat beberapa mahasiswa asal Sulawesi Selatan(Sulsel) duduk dengan beralaskan karpet di halaman Asrama Hasanuddin,Jl.Simpang Dieng Utara, Kota Malang. Para mahasiswa tersebut  melakukan kajian kebudayaan,(11/10).

Kajian Kebudayaan itu mengangkat tema Refleksi Kebudayaan Sulawesi Selatan Di Tanah Rantau.
kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan  kesadaran terhadap konsep kebudayaan Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge.

" Saya dan Teman-teman  merasa, mengapa sih sekarang kita kurang mengetahui budaya ?, maka kami membuat diskusi ini untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakatau", Ujar Muflih Gunawan selaku Kepala Bidang PSDA.


Ada pula pengenalan aksara Lontara dalam kajian kebudayaan ini. Pemantik melakukan tantangan dengan cara meminta para peserta menuliskan nama lengkap mengggunakan aksara Lontara, namun hanya beberapa orang yang berhasil melakukan tantangan dari pemantik.

"ada 28 peserta namun hanya 8 orang yang berhasil melakukan tantangan dari saya", Ujar Ahmad Mardani selaku pemantik diskusi.

Menurut Mardani minimnya pengetahuan tentang aksara Lontara dikarenakan kurangnya kebiasaan menulis menggunakan aksara tersebut.


Muh Ikhsan Basri, Ketua Umum Ikami Cabang Malang mengharapkan dengan adanya kajian seperti ini, mahasiswa asal Sulsel mampu menerapkan konsep kebudayaan di kota Malang.

"teman-teman bisa mengimplementasikan konsep kebudayaan sehingga menjadi identitas mahasiswa asal Sulawesi Selatan.


Para peserta terlihat antusias mengikuti kajian, salah seorang peserta Risky Alda Amalyah mengingkan kegiatan kajian seperti ini terus berlanjut. Menurut Risky kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai mahasiswa perantau.

"jangan diadakan sekali saja, kalau bisa berlanjut. karena kita belajar tentang tradisi sulsel seperti -cara bersikap, maupun penulisan aksara Bugis-Makassar.


Penulis Moch Farabi Wardana