Merawat Budaya Sejak Dini



Ikami-Mungkin kita tidak akan asing lagi ketika mendengar kata budaya kata yang sering atau bahkan setiap hari di lontarkan sebagai dalih ketika kita melakukan sebuah tindakan yang di anggap tidak mewakili perilaku dari apa yang di harapkan dari pendahulu kita, tetapi menafsirkan budaya tidak sesederhana membaca komik dengan secangkir teh di langit senja. Budaya merupakan sebuah perilaku atau kejadian yang di pelihara selama turun temurun sehingga mampu di nikmati hari ini sebagai energy positif dari sebuah Utopia yang di bangun para pendahulu kita untuk mencapai sebuah tatanan masyarakat yang berdab
Mengimajinasikan suatu budaya memerlukan sebuah Abstraksi yang sangat tajam untuk menghadirkan kembali apa yang sudah terjadi di zaman yang telah berlalu beratus tahun yang lalu, tak bisa di pungkiri bahwa kondisi hari hari ini akan membuat kita mengalami sebuah diaspora bukan sebagai seseorang yang meninggalkan asalnya tetapi lebih dari pada itu yaitu tumbuh sebagai seseorang yang melupakan budaya yang ada
Melihat kondisi hari hari ini yang mungkin bisa di katakan lunturlah budaya yang menjadi landasan dalam berinteraksi dengan komunitas yang ada di masyarakat sehingga IKAMI SulSel Cab Malang kembali menghadirkan pagelaran budaya yang sempat di istirahatkan agar mampu hadir dengan sebuah konsep yang lebih matang dari sebelumnya dan menjadi sebuah persembahan teristimewa kepada masyarakat IKAMI SulSel Cab Malang atau bahkan untuk masyarakat umum. Tentunya ini menjadi sebuah acuan untuk dapat membuat sebuah nafas baru dalam rangka melestarikan apa yang menjadi bagian dari kita perantau yang sepatutnya menjadi duta budaya di kampung kita masing-masing. Untuk itu dengan IKAMI SulSel Cab Malang kembali menghadirkan pagelaran budaya dengan tema ; “RITTUMPANNA WALENRENNGE” dengan harapan mampu mengembalikan kembali makna primer sebuah peristiwa bersejarah dalam epos I LAGALIGO

“Masyarakat yang besar adalah masyarakat yang menghargai budaya sebab daripada itu semua rawatlah kehidupan dengan merawat budaya yang ada “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar