Strategi Dan Tujuan

P A R A aktivis organisasi belakangan ini bergerak memandu satu sama lainnya. Tantangan yang dihadapi tidak begitu mudah, sebab kekacauan dan gejolak mengitari mereka. Melihat kecenderungan yang terjadi pada dasawarsa lampau telah mengakibatkan beberapa segmen yang fundamental ikut berubah. Perihal demografis, nilai-nilai, serta privatisasi telah mengalami pergeserasan dengan samar-samar sesuai dengan konsekuen akibat dari keterkaitan dunia yang saling mengikat. Tentu gejolak ini diperburuk karena saling keterkaitan itu meningkat, sehingga di tempat mana pun terjadi perubahan pastilah mengakibatkan perubahan di tempat lainnya (Luke, 1988)
Dalam beberapa versi sejarah mengenai suatu pergerakan atau lahirnya organisasi, secara garis besar dapat dikatakan sebagai upaya untuk melahirkan dan menjaga seputar social welfare, dengan demikian suatu organisasi (entitas lainnya) dapat menentukan jalur yang kemudian akan ia tempuh, sama seperti adagium yang ada dalam konsep Perencanaan Strategis ‘keputusan ini mempunyai implikasi terhadap masa depan’. Akan tetapi perlu untuk diketahui bersama bahwa dalam hal memberikan efek yang signifikan, maka terlebih dahulu organisasi harus dipahami sebagai komponen Negara dan bagian koheren dari masyarakat.
Membahas kembali perihal Perencanaan Strategis yang baru saja disinggung di atas, untuk mengetahui apa Perencanaan Strategis tersebut, maka setidak-tidaknya kita dihadapkan pada Olsen dan Eadie yang mencoba mendefinisikan Perencanaan Strategis sebagai upaya yang disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang demi membentuk dan membantu bagaimana untuk menjadi organisasi (atau entitas lainnya), Apa yang akan dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti itu. Akan tetapi, pada intinya perencanaan strategis mensyaratkan agar pengumpulan informasi secara komprehensif, mutakhir, dan tentu saja dapat divaliditas.
Dari komponen tersebutlah yang merupakan konsumsi organisasi sehingga dapat tumbuh, berkembang, dan juga mahir dalam melaksanakan apa yang sekiranya ia akan kerjakan. Persis apa yang dikatakan oleh salah satuProvokator abad 21 ini yaitu Rocky Gerung, bahwa kekonyolan terjadi karena kekurangan pengetahuan. Tidak lupa pula, bahwa menjelaskan perencanaan strategis mesti diberikan distingi dengan perencanaan jangka panjang organisasi. Kecenderungan perencanaan jangka panjang  menganggap kalau masa kini akan berlanjut hingga masa depan, sedangkan perencanaan strategis lebih menekankan penilaian terhadap lingkungan di luar dan di dalam organisasi, dan juga beranggapan bahwa di masa depan akan potensi memunculkan kecenderungan baru, diskontuinitas, dan pelbai kejutan (Ansoff, 1980).
Tidak hanya itu, Perencanaan Strategis juga terfokus pada apa yang harus dikerjakan organisasi untuk memperbaiki kinerjanya, dan juga fokus kepada cara mengidentifikasi serta pemecahan isu-isu, sedangkan perencanaan jangka panja lebih memfokuskan pada pengkhususan sasaran (goals) dan tujuan (objectives) serta menerjemahkannya dalam kuantitas anggaran dan program kerja.
Melemahanya pemahaman mengenai metode pemecahan isu patut untuk kita khawatirkan dalam nuansa modern ini, tentu dalam berbagai upaya refleksi juga tidak menjamin, hal tersebut disebabkan karena edukasi yang tidak substansial. Dalam hal memunculkan isu ke permukaan saja masih sangat ambigu, dalam prakteknya permasalahan-permasalahan hanya dilihat secara parsial; artinya bahwa permasalahan tersebut hanya berimplikasi pada beberapa individu, sehingga sekiranya keluputan itu terjadi karena ada deradikalisasi yang tidak tercantum sebagai prosedur dalam upaya refleksi yang diajarkan.

Penulis Muflih Gunawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar